Jumat, 19 Juni 2015

Body Cleansing, Pembersihan Tubuh Dengan Jus Buah dan Sayur

A. Keuntungan Body Cleansing

Salah satu cara untuk membantu penyembuhan suatu penyakit adalah melalui program three day cleansing atau membersihkan tubuh dalam tiga hari. Seseorang sakit disebabkan oleh kekurangan gizi atau terlalu banyak  mengonsumsi  makanan  berlendir  dan  berlemak.  Makanan tersebut akan meninggalkan lendir dan sisa-sisa makanan di dalam tubuh.

Seseorang yang sakit karena kekurangan gizi akan tertolong dengan mengonsumsi  makanan  segar  dan  mengurangi  makanan  yang dimasak. Jika penyakit muncul akibat menumpuknya sisa makanan, lemak,  lendir,  dan  kolesterol,  tubuh  penderita  harus  dibersihkan. Pasalnya, dengan bertumpuknya sisa-sisa makanan di dalam tubuh, selain  dapat  menghambat  kelancaran  peredaran  darah,  juga  akan menimbulkan keracunan di dalam tubuh sehingga akan menghambat kesembuhan.

Untuk membersihkan dan menyembuhkan tubuh ada beragam cara, di antaranya, Menurut dr. Christopher dengan body cleansing. dr. Christopher menyebutkan ada  lima keuntungan yang bisa diperoleh dengan mengikuti program body cleansing:

  1. Mampu membersihkan lendir-lendir tubuh yang merupakan penyebab polip, tumor, kista, dan penuaan dini.
  2. Mampu mencukupi kebutuhan tubuh dan membangun sel-sel tubuh.
  3. Mampu memperbaiki kerusakan jaringan tubuh.
  4. Mengaktifkan kembali arus listrik tubuh yang lemah dan membantu kerja alat-alat pembuangan dalam tubuh.
  5. Bagi yang terlalu gemuk akan diturunkan berat badannya menjadi normal, sedangkan yang kurus akan dinaikkan berat badannya menjadi normal.


B. Gejala-gejala Selama Pembersihan

Gejala-gejala yang sering terjadi ketika melakukan program body cleansing:
  1. Terasa sakit di daerah yang dibersihkan.
  2. Seperti merasa panik.
  3. Untuk sementara waktu akan merasa sakit perut, kepala, bahkan hampir semua tubuh terasa tidak enak, dan kemungkinan juga merasakan sembelit.
  4. Ujung-ujung jari tangan dan kaki kadang-kadang terasa seperti ditarik-tarik.


Apabila hal itu terjadi, jangan takut karena itulah pertanda tubuh sedang dibersihkan.  Tubuh tidak akan dapat dibersihkan sempurna hanya dengan satu kali mengikuti progaram  body cleansing. Sisa-sisa makanan dan kotoran di tubuh yang telah mengeras dan menumpuk selama bertahun-tahun  tidak  gampang  dihancurkan  dan  dibuang  seluruhnya.  Pembersihan  dilakukan  minimum enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun. Makanan sehari-hari selalu meninggalkan sisa dalam tubuh, apalagi makanan yang besifat anorganik karena membuat bagian tubuh menjadi tidak berfungsi secara normal.

Cara Kerja Terapi Jus

Berbagai penelitian membuktikan bahwa terapi jus sangat membantu penyembuhan berbagai penyakit. Bagaimana cara terapi jus tersebut bekerja?

Vitamin, mineral, dan enzim dalam jus diasimilasi dan dialirkan melalui sistem pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Beragam nutrisi penting tsb jauh lebih cepat diserap tubuh saat dikonsumsi dalam bentuk jus. Kecepatan penyerapan inilah yang menjadi kunci proses penyembuahan dalam terapi jus. Zat  klorofil  pada  sayuran  hijau  dapat  membantu  membersihkan  darah  dan membuang  zat-zat  racun  dari  dalam  tubuh,  yang  jika  tidak  dibuang  zat  beracun  ini merupakan  substansi  pencetus  berbagai  macam  penyakit.  Klorofil  dapat  ditemukan  pada sayuran berwarna hijau seperti bayam, apel hijau, brokoli, asparagus, daun selada, buncis, dan kacang panjang. Selain klorofil, sayuran hijau juga banyak mengadung zat besi.

Antosianidin  dalam  jus  sayuran  dan  buah  berwarna  merah  dapat  mengurangi kemungkinan terserang kanker, dapat mengontrol kadar gula darah dan memacu regenerasi  sel. Regenerasi  sel  inilah  yang berperan  dalam  mempercepat  proses penyembuhan. Contoh sayur dan buah yang banyak kandungan antosianidin adalah strawberry, semangka, bayam merah, bit, kol merah dan jambu biji.

Selain itu, jus buah juga kaya dengan kandungan vitamin C, betakaroten, likopen, dan lutein yang penting dalam menangkal dan meredam infeksi bakteri dan virus, mencegah kanker, mengeluarkan kolesterol dan mencegah penuaan dini karena mampu merangsang proses peremajaan sel. Manfaat jus sayuran berwarna hijau berbeda dengan jus sayuran berwarna putih seperti lobak, tauge, kelapa, sirsak, pir, kol, bengkuang dan kembang kol, yang banyak  berperan  pada  peredaman  infeksi  bakteri  dan  virus,  serta  mencegah pertumbuhan sel kanker dan gangguan saraf.

Jus buah dan jus sayuran berwarna ungu  seperti blueberry, anggur ungu, terong belanda, terong ungu, bit, dan kol ungu banyak  mengandung antosianin  yang  berfungsi  sebagai  zat antikanker. Karena  bentuknya  yang  cair,  jus  buah  dan  jus  sayuran  membantu meringankan kerja saluran cerna. Dibandingkan dengan makanan padat yang membutuhkan beberapa jam untuk dicerna dan diserap oleh sel-sel dan jaringan tubuh,  jus hanya membutuhkan waktu 30 menit.  Sehingga sangat membantu kecukupan nutrisi bagi penderita gangguan pencernaan dan para lansia.

Kamis, 18 Juni 2015

Griya Terapi Tani, Terapi Jus Terbukti Menyembuhkan Segala Penyakit

Suara Hidayatullah: Terapi Jus
Terapi Jus Terbukti Menyembuhkan Kanker, Stroke, Jantung dan Penyakit-penyakit Berat Lainnya.

Napas Adnan Mubarok (54) ngos-ngosan dan dadanya kadang sesak. Bahkan pernah dalam sebulan ia pingsan tiga kali. Setelah dibawa ke dokter, Adnan divonis sakit jantung koroner. Di Indonesia penyakit ini dibilang pembunuh nomor satu, karena saking banyaknya orang meninggal mendadak disebabkan serangan penyakit mematikan ini.

Dokter menyarankan Adnan operasi. “Karena terkendala dana, saya tidak mau”, kata pria yang tinggal di Jakarta, saat dihubungi lewat telepon seluler awal Maret lalu. Biaya operasinya memang tidak kecil. Adnan menyebut sekitar Rp. 150 juta.

Atas informasi kakaknya, Adnan kemudian memilih terapi jus yang bertempat di Batu, Jawa Timur. Di sini Adnan ditangani Parno Muttaqien menggunakan jus buah dan sayur. Lima belas hari minum jus, penyakit Adnan mulai berkurang. Napasnya normal dan sesak dadanya juga sudah hilang. “Alhamdulillah, sekarang kesehatan saya sudah pulih 70 persen”, kata Adnan yang ternyata juga menderita diabetes, hipertensi, vertigo, dan kadar kolesterol tinggi.

Yang merasakan mujarabnya terapi jus buatan Parno tak hanya Adnan. Rahmi Jened (50) juga merasakan hal yang sama. Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Airlangga Surabaya ini mendapat serangan stroke, tiga tahun lalu. Serangannya mendadak dan terbilang berat. “Di otak ada pendarahan 35 cc”, kata Rahmi.

Karena stroke itu, hampir sebulan Rahmi menginap di rumah sakit. Sayangnya, perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan kesembuhan. “Karena tidak ada perkembangan, saya akhirnya pulang paksa”, katanya.

Rahmi lalu mencoba berbagai pengobatan alternatif. Salah satunya terapi dengan akupuntur dan jus buatan Parno. Dua pengobatan inilah yang dirasakan Rahmi paling berpengaruh dalam proses penyembuhan sakitnya. Kata Rahmi, setelah tiga bulan ikut program terapi Parno, ia kembali sehat.

Parno melakukan terapi dengan jus sejak tahun 2002. Bermula dari ibunya yang sakit rematik. Meski sudah minum berbagai obat, ibunya tak kunjung sembuh. Ia kemudian mencoba meramu jamu sendiri. Hasilnya bagus. “Ibu saya sembuh”, ujar Parno saat ditemui Suara Hidayatullah di rumahnya, beberapa waktu lalu.

Sesudah ibunya, kemudian yang menjadi “kelinci percobaan” adalah dirinya dan keluarganya. “Kalau sakit saya coba obati sendiri pakai jus buah dan sayur, tanpa obat dokter”, jelas Parno. Hasilnya juga bagus.

Kemampuan Parno mengobati penyakit itu akhirnya terdengar oleh tetangganya. Kalau sakit, di antara mereka ada yang datang ke Parno lalu minta diobati. Pasien pertamanya tak tanggung-tanggung, dia menderita penyakit kelas berat. “Kanker kelenjar getah bening”, kata Parno.

Menurutnya, ia sempat merasa dak dik duk. Maklum, pasiennya sempat mengalami kritis. Bukan lantaran minum ramuan jusnya, tetapi karena penyakitnya memang sudah kronis. Syukurnya, terapi pertama Parno itu sukses. “Orangnya masih hidup dan sehat hingga sekarang”, ujarnya.

Hingga kini sudah banyak orang berobat ke klinik Parno; Griya Terapi Tani. Berkas data pasien yang ditunjukkan ke majalah ini sudah lebih dari sejengkal tangan orang dewasa. Rata-rata pasien berpenyakit berat seperti kanker, jantung, thalassemia, diabetes, stroke dan sebagainya. “Alhamdulillah, sembilan puluh persen sembuh”, katanya.

Tapi buru-buru Parno menegaskan, yang menyembuhkan itu Allah SWT. Ia sekedar perantara saja. “Saya tidak ada apa-apanya. Saya hanya sebutir pasir di laut”, katanya merendah.

Terapi Jus Tanpa Efek Samping

Secara akademik, Parno memang tidak punya latar belakang ilmu kesehatan. Kemampuannya melakukan pengobatan dengan jus buah dan sayur diperoleh dari belajar autodidak. Di samping itu, ia kerap mengikuti forum-forum ilmiah semacam seminar pengobatan dan kesehatan.

Parno menyandang gelar insinyur pertanian. Ia juga pernah menempuh pendidikan pasca sarjana pertanian, tetapi di ujung studinya ia memilih mundur karena merasa ada yang tidak pas dengan prinsip hidupnya. Ia diminta menandatangani surat kesetiaan kepada pemberi beasiswa dari luar negeri. Parno dengan tegas menolak permintaan itu. “Saya tak mau menjadi antek mereka”, katanya.

Ia tak menyesal tidak mendapat ijazah, karena memang bukan itu tujuannya. Yang ia kejar adalah ilmu. “Dan saya sudah mendapatkan, walaupun tanpa ijazah,” katanya.

Terapi Jus Griya Terapi Tani
Sebagai sarjana pertanian, ia tahu betul kandungan yang ada di dalam buah dan sayur. Menurut ayah tiga anak kelahiran Magetan, Jawa Timur ini, antara manusia dan tanaman punya 19 unsur kesamaan. Dari unsur kesamaan itulah, ia membuat formula jus. “setiap tanaman bisa dibuat obat, karena di dalamnya mengandung enzim”, katanya.

Hanya, Parno menekankan buah dan sayuran yang dimaksud mesti dalam kondisi mentah. Jangan yang sudah dimasak. Katanya, kalau sudah dipanasi enzimnya bisa berubah.

Tentu saja ramuan jusnya tergantung penyakitnya. Tetapi setiap resep, kata Parno, minimal terdiri dari 19 jenis buah dan sayur. Masing-masing pasien, sekalipun penyakitnya sama, kata Parno, resepnya beda. “Tergantung hasil tes hematologi atau tes darah dan golongan darah pasien”, katanya.

Satu lagi yang ditekankan Parno, setiap pasiennya diminta menghentikan secara total obat sintetis saat menjalani terapi.

Menurut Reza Abudaeri, seorang apoteker di kota Malang, metode pengobatan Parno perlu dikembangkan dan disebarluaskan. Sebab, sudah terbukti memberi kesembuhan tanpa efek samping. “Konsep pengobatan Pak Parno itu merehabilitasi, bukan mengeksploitasi”, kata Reza.

Reza punya pengalaman menarik. Ia menderita diabetes akut. Karena penyakit ini ia mesti menelan obat setiap hari. Padahal sebagai apoteker, ia tahu persis bahwa obat itu bukan untuk menyembuhkan penyakitnya, “Obat diabetes berfungsi dua hal, mendorong pankreas memproduksi insulin lebih banyak atau untuk menetralisir gula dalam darah”, jelas Reza. Sementara sumber penyakitnya, yakni pankreas yang rusak tidak tersentuh.

Berbeda dengan pengobatan Parno. Menurut Reza, terapi jus buatan Parno justru memperbaiki pankreas. “Jadi, yang diobati sumber penyakitnya, bukan akibatnya”, tegas Reza.

Hasilnya, kata Reza, setelah ia mengikuti terapi jus, pankreasnya menjadi lebih baik. “Buktinya, sekalipun saya melanggar pantangan diabetes, kadar gula saya tetap normal”, kata Reza.

[Sumber: Suara Hidayatullah Edisi 01 / XXVIII/ Mei 2015; hal 58-59]


Senin, 01 Juni 2015

PT. TNI (Tradisional Nutrisi Indonesia): Perusahaan Induk Griya Terapi Tani

Griya Terapi Tani adalah sebuah Unit Divisi Usaha dari PT. Tradisional Nutrisi Indonesia yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat. PT. Tradisional Nutrisi Indonesia merupakan perusahaan yang mengembangkan dan menerapkan teknologi pangan dengan berbagai ragam produk.

Hingga dewasa ini sektor pertanian yang meliputi bidang: peternakan, perkebunan, dan kehutanan masih memegang peranan sangat penting dalam perjalanan pembangunan bangsa, bukan saja kontribusinya besar terhadap pendapatan nasional, penyedia lapangan kerja bagi para petani kita, tetapi juga memiliki peranan yang sangat besar dalam menstabilisasi gejolak berbagai krisis ekonomi, sosial dan politik yang pernah dialami di Indonesia.

Sejarah telah membuktikan, bahwa sektor pertanian selalu menjadi penyelamat dan memberi harapan dari berbagai krisis, namun demikian keberpihakan negara atau pemerintah terhadap sektor pertanian masih relatif belum sesuai, anggaran belanja negara untuk sektor pertanian dibandingkan dengan jumlah penduduk yang hidup di pertanian. Berbagai kebijakan yang bias industri dan bias urban adalah bukti ketidakberpihakan terhadap sektor pertanian, disisi lain, sektor pertanian di masa mendatang di hadapkan pada dua tantangan besar yaitu otonomi daerah dan liberalisasi perdagangan dan sementara itu liberalisasi perdagangan menuntut keunggulan kompetitif bagi produk-produk dan tehnologi pertanian dengan segala lingkupnya. Dalam upaya mendorong serta mendukung tercapainya kemandirian pangan di tingkat nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, dikonsumsi aman; yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal. Maka untuk mewujudkannya ditandai oleh indikator secara makro: pangan tersedia, terdistribusi dan dikonsumsi dengan kualitas gizi yang berimbang dan memadai pada tingkat nasional dan secara mikro masalah pangan terjangkau secara langsung oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu kedepan diperlukan revolusi di bidang teknologi pangan guna memperbaiki sifat genetika tanah dalam upaya meningkatkan produktivitas pangan di segala bidang.


Dalam situasi inilah kami PT TRADISIONAL NUTRISI INDONESIA; perusahaan yang bergerak mengembangkan dan menerapkan teknologi pangan dengan berbagai ragam produk, sekaligus sebagai wadah dari sekumpulan peneliti dan penemu teorema targabungnya “Nutrisi dan Pupuk Organik” yang pada awalnya bernama teknologi VIVOXIN karena menstimulasi air sehingga menjadikan nutrisi sebagai makanannya untuk makhluk atau biota air dengan menstimulasi air sebagai makanan untuk manusia dan hewan juga tumbuhan, dalam arti luas bahwa nutrisi ini sangat diperlukan dan Teknologi BK-19 adalah teknologi yang disebut pembentukan penggabungan “Nutrisi dan Pupuk Organik” yang dapat digunakan untuk kebutuhan Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan.